Sabtu, 09 Juli 2011

Air Sumber Kehidupan Mengapa Kini Sulit Dicari dan Menyebabkan Bencana ?















Sulitnya Air di Daerah yang Bertanah Kapur.

Banyak orang tahu bahwa gunung kidul adalah daerah yang sulit air. Di mana setiap tahunnya terutama di musim kemarau air selalu sulit didapat. Hampir semua sumur di rumah airnya kering, meski sumur yang dibuat sudah cukup atau bahkan sangat dalam. Setiap keluarga harus berjalan berkilo-kilo meter sekedar untuk mendapat air baik untuk mandi, cuci baju, dan untuk keperluan lainnya. Sepulang dari mandi di kali, yang perempuan membawa air segentong kecil yang digendong atau bagi yang pria memikul dua blek air untuk dibawa pulang.
Saya ingat dulu sewaktu kecil hampir setiap tahun untuk pulang mudik ke daerah tepus untuk beberapa hari. Setiap kali mandi maka harus berjalan kaki sekitar kurang lebih 3-4 km, naik turun bukit (pegunungan). Sehingga ketika disana mandi cukup 1 hari sekali.


Beberapa daerah di gunung kidul juga membuat bak permanen cukup besar dengan diameter 3 meter dan tingginya sekitar 2 meter, yang diletakkan persis di samping atau di belakang rumah. Bak besar tertutup dan hanya diatasnya yg berlubang sebagai lobang untuk menerima air hujan yang jatuh di genteng. Seluruh air hujan yang jatuh diatas genting rumah lalu dialirkan langsung kedalam bak tersebut. Air tersebut digunakan untuk mandi, masak, dan minum selama musim kemarau.

Saat ini sebagian besar daerah gunung kidul tidak mengalami hal seperti diatas. Beberapa infrastruktur air sudah dibangun, lalu dengan pipa-pipa dialirkan ke penduduk. Memang tidak mudah mendapatkan sumber air di gunung kidul, apalagi dengan karakter tanah kapur, maka sangat sulit mencari sumber air.Karakter tanah kapur yang tidak menyerap dan menyimpan air, air yang jatuh ke tanah kapur biasanya langsung menggelontor turun ke bawah, hal inilah yang menyebabkan daerah gunung kidul menjadi kering dan sulit mendapat air. Air tersebut biasanya akan terkumpul dalam lubang-lubang besar di jauh di bawah tanah. Air inilah yang kemudian disedot naik ke atas dengan pompa lalu dialirkan ke masyarakat. Tetapi tidak semua masyarakat dapat menikmati air ini karena masyarakat yang ingin menikmati maka harus membayar. Selain itu juga air tidak selalu mengalir setiap saat disebabkan karena sumber airnya masih terbatas. Bagaimanapun juga langkah mendekatkan air kepada masyarakat patut untuk diapresiasi dan jika mungkin harus terus dikembangkan karena ini memberi manfaat yang sangat besar bagi daerah gunung kidul.

Lain halnya dengan gunung kidul yang kesulitan air karena karakter tanah kapurnya yang tidak mampu menyimpan air, di beberapa kota kini ada yang mulai mengalami kesulitan air bersih dan juga mengalami ancaman banjir besar.Turunnya Permukaan Air Tanah dan Masuknya Air Laut ke Daratan.


Jakarta oh...Jakarta......

Ternyata sulitnya mendapat air bersih tidak hanya terjadi di daerah tanah kapur seperti daerah gunung kidul, ini terjadi juga di daerah utara ibu kota Jakarta. Banyak orang yang mendorong gerobak berisi beberapa jerigen besar atau pun beberapa blek air bersih yang didagangkan ke rumah-rumah.

Orang terpaksa membeli karena mereka tidak memiliki air bersih di rumah baik untuk masak, minum dan lain sebagainya. Mereka bukan tidak memiliki sumber air baik berupa sumur ataupun pompa, tetapi karena air yang dihasilkan ternyata sudah bercampur dengan air laut sehingga rasanya asin.

Saat ini banyak orang mulai berlomba-lomba untuk mendapatkan air bersih mulai dari menggunakan pompa yang semakin dalam, menggunakan jet pump dengan pipa yang sangat panjang ataupun membeli air melalui PAM ataupun yg lainnya. Ini tidak hanya terjadi di rumah-rumah tetapi semakin banyak gedung-gedung bertingkat dan mal maka makin banyak pula air tanah yang tersedot. Semakin lama semakin besar pula tenaga jet pump yang digunakan karena sumber air yang didapat makin lama makin dalam. Hal ini disebabkan oleh karena turunnya permukaan air tanah, baik karena terlalu banyak disedot ke luar dan juga semakin berkurangnya air yang masuk kedalam tanah untuk menyuplai air tanah tersebut.

Bagi kalangan menengah ke atas, persoalan air tanah bisa dengan mudah diatasi dengan cara membeli melalui PAM ataupun memperdalam pipa dengan menggunakan mesin jet pump yang semakin besar. Jika air yang diperoleh kurang baik maka tinggal dibuat saringan dengan teknologi khusus untuk menyaring kembali dan akhirnya menghasilkan air yang cukup baik.Bagaimana dengan kalangan kelas bawah yang jangankan membeli air atau membeli mesin jet pump, buat makan dan bayar listrik saja susah….??? Dan yang perlu kita sadari bahwa kalangan kelas bawah saat ini jumlahnya lebih banyak dibanding kelas atas…. Jadi berapa banyak yang kesulitan air bersih untuk makan, minum, mandi, cuci dll??

Persoalan turunnya permukaan air tanah dan juga masuknya air laut kedalam tanah di bawah daratan yang kita tinggali akan semakin lama semakin menjadi masalah besar.

Belum lagi dengan adanya penurunan permukaan daratan yang menyebabkan permukaan daratan di beberapa lokasi ternyata lebih rendah dari permukaan air laut. Penurunan permukaan yang terjadi setiap tahun salah satunya disebabkan oleh rongga-rongga dalam tanah yang beberapa waktu lalu terisi oleh air tanah kini kosong dan akibatnya terjadi penurunan tanah diatasnya untuk mengisi rongga-rongga, sehingga akumulasi proses tersebut menyebabkan permukaan daratan diatasnya menjadi turun. Hal ini akan sulit terjadi jika rongga-rongga tersebut masih terisi oleh air tanah, ataupun jika tidak terjadi pergeseran tanah akibat pergerakan di perut bumi.

Sebenarnya konsep sumber air tanah itu mudah. Air hujan tertangkap tanah, masuk kedalam tanah, lalu menambah jumlah air tanah.


Saat ini sebagian daratan di Jakarta sudah tertutup oleh bangunan-bangunan permanen yang tidak bersahabat dengan air tanah; jalan yang tertutup aspal bahkan beton, halaman rumah yang semakin sempit, lahan hijau penyerap air banyak berkurang karena kini sudah menjadi bangunan baik rumah, hotel, perkantoran, gedung, mal dan lain sebagainya.

Begitu pula dengan semakin menurunnya jumlah pohon. Pohon berfungsi untuk menahan laju air hujan agar mampu diserap oleh tanah, tanpa pohon maka air hujan langsung ke tanah sebagian terserap tanah tapi sebagian besar mengalir ke saluran pembuangan baik selokan maupun sungai. Sungai-sungai maupun situ-situ yang ada sekarang sudah banyak mengalami penurunan kapasitas volume akibat sedimentasi. Seharusnya sungai-sungai memiliki kapasitas volume air yang besar, mengalir panjang di daratan, berkelok-kelok sehingga air yang meresap ke tanah juga besar.Yang terjadi saat ini air dibuat cepat mengalir agar segera sampai ke laut.Cara menangani air hujan agar langsung ke selokan, lalu ke sungai dan akhirnya ke laut inilah yang bisa menyebabkan banjir, karena air yang dialirkan sangat besar tetapi kapasitas saluran air baik selokan, ataupun sungai sangat kecil, sehingga air kembali masuk ke daerah-daerah yang rendah menjadi banjir. Belum lagi jika disaat yang sama permukaan air laut juga naik akibat pasang.Maka untuk itu diperlukan cara untuk mengurangi jumlah air hujan yang mengalir langsung menuju laut, sehingga banyak air hujan yang masuk dan diserap oleh tanah dan akhirnya menjadi air tanah. Untuk itu air hujan yang jatuh di genting rumah ataupun di atap terluar dari gedung ataupun bangunan-bangunan lainnya harus dimasukan ke dalam tanah melalui lubang-lubang ataupun bak-bak resapan air.

Sumur Resapan

Semakin banyak bak resapan air maka semakin banyak pula air yang masuk ke dalam tanah. Banyangkan saja jika seluruh rumah di Jakarta memiliki bak resapan air yang mampu menyerap sebagian besar air hujan yang jatuh diatas rumah dan akhirnya bisa masuk kedalam tanah maka pasti air tersebut setelah melalui proses penyaringan oleh struktur tanah akan menjadi air tanah. Dengan demikian maka jumlah air tanah akan bertambah dan dengan sendirinya permukaan air tanah akan naik. Naiknya permukaan air tanah selain akan memudahkan untuk diambil kembali oleh masyarakat dengan tingkat kedalaman sumur yang tidak terlalu dalam, juga akan kembali menekan air laut untuk tidak terlalu jauh masuk ke daratan.

Manfaat sumur resapan selain untuk menjaga agar permukaan air tanah tidak terus turun juga akan mengurangi jumlah air yang terbuang langsung yang bisa mengakibatkan banjir. Oleh karenanya perlu ada gerakan langsung di tingkat provinsi khususnya di DKI Jakarta dan sekitarnya seperti Bogor, Depok dan Tangerang untuk mewajibkan seluruh rumah, ruko, sekolah, kampus, gedung, hotel, mal dan lain sebagainya agar memiliki sumur resapan air yang berfungsi untuk memasukan air hujan kedalam tanah. Jika ini bisa dilakukan oleh sebagian besar masyarakat maka air sebagai sumber kehidupan akan benar bisa dimanfaatkan secara utuh dan juga air hujan tidak akan mengancam kehidupan.

Program pembuatan wajib sumur resapan ini harus dikomunikasikan kepada masyarakat dengan program-program komunikasi yang efektif, tidak hanya bagi masyarakat Jakarta saja tetapi juga masyarakat di hulu seperti Bogor, Depok dan Tangerang. Pertama harus ada program edukasi mengenai apa, bagaimana, cara membuat dan manfaat sumur resapan. Produk sumur resapan harus dibuat semurah mungkin dan semudah mungkin dan bisa juga dibuat sendiri oleh masyarakat. Selanjutnya program promosi yang scopenya provinsi harus dilakukan baik itu melalui media Koran, radio, dan televisi ataupun yang lainnya harus dilakukan. Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa tahu tentang sumur resapan, tahu manfaatnya, tahu membuatnya dengan biaya murah dan tahu bahwa ini dilakukan serentak di seluruh Jakarta, Bogor, Depok dan Tangerang.Untuk lebih menarik dan menunjukkan keseriusan maka bisa juga diturunkan anggaran khusus pembangunan sumur resapan baik untuk pembuatannya atau untuk biaya komunikasinya. Besar anggaran yang dibutuhkan pasti besar tetapi juga pasti jauh lebih kecil dibanding biaya akibat banjir besar yg mengakibatkan perekonomian tidak berjalan, penyakit dimana-mana, dan sebagainya seperti yang terjadi di tahun 2002 dan 2007 di Jakarta dan juga yang saat ini di tahun 2011 terjadi di Thailand khususnya di Bangkok dan juga di Philipina dan sebentar lagi mengancam Indonesia di tahun 2012 ini. Pada tahun 2007 saja cost akibat banjir di Jakarta kurang lebih mencapai 10 Triliun, jika banjir terjadi di 2012 maka resiko cost yang hilang mungkin lebih besar. Oleh karenanya penanganan dan pencegahan banjir harus dilakukan secara serius dan massal. Keberhasilan program komunikasi dapat diukur melalui seberapa besar keikutsertaan masyarsakat secara sadar membuat sumur resapan sendiri di rumah mereka. Banjir jakarta ternyata kembali datang di 2013 ini dengan perkiraan kerugian sekitar 15 - 20 triliun.

Melalui gerakan pembuatan sumur resapan secara masal ini, minimal dimulai dari membuat sumur resapan ataupun membuat lubang biopori di halaman rumah kita sendiri adalah langkah kongkret mencintai dan menyayangi air…. Air sebagai sumber kehidupan.

Video DAAI tentang pentingnya Resapan Air Tanah (Contoh Model Resapan Lubang Biopori)


----------------------
Sumber foto:
- http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1274668819/air-goa
- http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2009/12/sumur-resapan.html
- http://arisinta.blogspot.com/p/air-tanah-proses.html
- http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/05/07/pedagang-gerobak-air-panen
.....................................................................................................................................................
Apeng Orinanto, pernah kuliah di fakultas teknik Universitas Indonesia dan di Prasetiya Mulya Business School

1 komentar:

  1. Tanpa air apalah jadinya, yukk turut melestarikan alam...
    www.peluangproperti.com

    BalasHapus